Beelzebub (Kerakusan)
Beelzebub merupakan nama dari iblis yang mewakili dosa kerakusan. Dia dikenal juga sebagai “Lord of Flies” karena memiliki kemampuan untuk terbang. Dia bertugas mengajak manusia untuk menjadi rakus, banyak makan, dan pilih-pilih makanan.
Beelzebub seringkali disangkutpautkan dengan Lucifer karena dia merupakan iblis yang kekejaman hampir sama dengan Lucifer.
Lust atau Hawa Nafsu
Rangkaian 7 deadly sins selanjutnya adalah lust atau hawa nafsu. Hawa nafsu yang dimaksudkan bukan hanya berkaitan dengan aktivitas seksual semata. Lebih dari itu, nafsu yang disoroti adalah keinginan atau ambisi besar manusia terhadap sesuatu. Baik itu kekuasaan, benda-benda materi, hingga hal-hal yang dapat memberikan keuntungan bagi mereka. Dosa mematikan berupa hawa nafsu bisa memicu dosa berat lainnya karena seseorang melakukannya dengan kesadaran penuh.
Pride atau Kesombongan
Rasa bangga memang diperlukan di dalam diri setiap orang, tetapi saat hal tersebut berubah menjadi kesombongan justru tergolong sebagai dosa mematikan. Hal ini dikarenakan seseorang yang memiliki kesombongan cenderung mengunggulkan dirinya sendiri secara berlebihan. Tidak jarang sikap sombong juga membuat manusia lupa akan anugerah yang telah diberikan oleh Tuhan bagi diri mereka. Inilah yang membuat kesombongan termasuk dalam 7 deadly sins.
Satan/Amon (kemarahan)
Amon merupakan wujud dari iblis murka dan marah. Digambarkan dengan sosok menyedihkan serta menjijikan. Bertugas memantik amarah yang ada pada manusia.
Iblis ini bertugas mengalirkan hasrat seksual manusia, ketika sudah terjebak godaannya maka manusia akan terjebak ke dalam neraka kedua selamanya. Iblis dengan memiliki ajukan sebanyak 72 pasukan. Digambarkan dengan tiga kepala, kepala pertama menyerupai banting, kedua laki-laki dengan mahkota, serta kepala terakhir menyerupai domba jantan.
Asmodeus juga memiliki mulut yang bisa menyemburkan api dan ekor ular. Dalam kitab Tobit menceritakan bahwa Asmodeus awalnya jatuh cinta kepada wanita bernama Sarah, namun Sarah sudah mempunyai suami dan demi mendapatkan harinya, Asmodeus rela membutuh ke tujuh suami Sarah. Setelah dikalahkan oleh Tobias, Asmodeus diangkat menjadi iblis saat dibuang ke neraka karena Asmodeus mewakili dosa nafsu.
Greed atau Keserakahan
Selanjutnya ada greed atau keserakahan yang juga tergolong sebagai 7 deadly sins. Sifat ini dapat diartikan sebagai rasa cinta atau keinginan yang mendalam secara berlebihan yang berkaitan dengan kekayaan dan harta yang terdapat di dunia ini. Keserakahan dianggap sebagai salah satu dosa mematikan karena memicu seseorang untuk mengambil hak milik orang lain. Bahkan tidak jarang bisa membuat kesusahan bagi orang lain.
Lucifer (Kesombongan)
Lucifer berasal dari bahasa Latin yang memiliki arti “Pembawa Cahaya” dan menjadi nama untuk Planet Venus atau Bintang Fajar. Lucifer menjadi penguasa neraka yang paling kuat sekaligus makhluk surgawi paling indah.
Dulunya Lucifer adalah malaikat agung, namun berkat kesombongannya dia merasa dapat memerintah surga sehingga menentang Tuhan. Akhirnya, Lucifer dibuang ke neraka lalu berubah menjadi iblis.
Belphegor (Kemalasan)
Belphegor menjadi iblis yang mewakili dosa kemalasan dan memiliki dua penggambaran yang berbeda. Pertama, Belphegor digambarkan sebagai wanita muda yang cantik saat di dunia dan yang kedua digambarkan sebagai iblis berjenggot yang mempunyai tanduk dan kuku tajam.
Dalam beberapa tradisi, Belphegor dulunya adalah malaikat agung bernama Bola-Peor. Akan tetapi saat Lucifer memberontak, dia tidak mendukung pemberontak dan tidak mendukung malaikat. Alhasil, dia dianggap sebagai pembelot kemudian dibuang ke neraka.
Belphegor terkenal akan kelicikannya. Dia akan membuat manusia berusaha mendapatkan kekayaan dengan cara yang licik, seperti menipu atau korupsi.
Demikian pembahasan tentang 7 dosa besar dan juga iblis yang mewakili 7 dosa besar. Semoga semua pembahasan di atas bisa menambah wawasan kamu. Jika ingin mencari berbagai macam wawasan melalui buku, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com.
Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Gilang Oktaviana Putra
Beelzebub (Kerakusan)
Beelzebub adalah iblis yang mewakili dosa kerakusan. Ia dikenal sebagai “Lord of Flies” karena mempunyai kemampuan untuk terbang. Ia bertugas untuk membuat manusia menjadi rakus, tamak, banyak makan dan pilih-pilih terhadap makanan.
Dosa Besar Yang Membinasakan
Kemudian perkataan penulis Rahimahullahu Ta’ala, “7 perkara yang membinasakan.” Di sini terdapat perhatian dalam perkara-perkara yang akan disebutkan tersebut. Karena tatkala beliau menyebutkan dosa-dosa besar yang membinasakan di awal hadits bahwasannya dosa-dosa tersebut berjumlah 7.
Jadi seandainya Anda telah mendengar ada 7 perkara yang membinasakan, namun setelah Anda hitung ternyata hanya ada enam perkara, tidak 7 sebagaimana disebutkan di awal, maka pasti Anda akan berkata dalam diri Anda bahwa masih ada satu hal yang belum disebutkan. Dan kalau seandainya tidak disebutkan di awal hadits bahwasannya dosa-dosa tersebut ada 7, maka mungkin akan terlewat faidah dari kita sebagian dari perkara-perkara yang membinasakan tersebut karena kita tidak memperhatikan.
Oleh karenanya inilah diantara faidah disebutkan bilangan di awal hadits tersebut. Tatkala Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan bahwa ada 7 perkara yang membinasakan. Tujuannya agar kita benar-benar memperhatikan poin-poin yang akan disebutkan setelah penyebutan angka secara global tersebut. Bahkan didalam banyak hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Karena perkara tersebut akan membantu seseorang untuk bisa memahami hakikat ilmu dan bisa menghafalkan poin-poin yang disebutkan setelah penyebutan angka tersebut.
Kemudian tatkala Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan ada 7 perkara yang merasakan, maka bilangan 7 tersebut bukan untuk pembatasan atau bahwasanya dosa besar hanya sebatas 7 perkara. Karena datang dalam hadits-hadits yang lain bahwasanya ada amalan-amalan yang termasuk dalam kategori dosa besar yang tidak disebutkan dalam 7 perkara di atas. Contohnya adalah hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tatkala beliau bersabda:
أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ثَلَاثًا قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ
“Perhatikanlah, maukah aku tunjukkan kepada kalian dosa-dosa besar yang paling besar?” Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakannya tiga kali. Kemudian para Shahabat mengatakan: “Tentu wahai Rasulullah.” Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Syirik kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua dan dosa persaksian palsu“” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan kita perhatikan bahwasannya dosa durhaka kepada kedua orang tua dan dosa persaksian palsu itu tidak disebutkan dalam 7 perkara di atas. Namun keduanya termasuk kedalam dosa besar dengan nash hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Oleh karenanya bahwasanya dosa-dosa besar itu jumlahnya lebih dari 7. Bahkan sebagaimana dalam atsar Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma, beliau pernah mengatakan bahwasanya dosa-dosa besar itu dekat ke angka 70 (artinya sangat banyak). Bahkan kata Syaikh, perkataan Ibnu Abbas bahwasanya dosa besar itu dekat ke angka 70 ini pun bukan batasan bahwasanya dosa besar hanya sebatas 70. Namun kata beliau bahwasanya dosa-dosa besar lebih dari angka yang disebutkan.
Perkara terpenting yang harus kita perhatikan di dalam masalah ini adalah mengetahui tentang kaidah apa yang dimaksud kedalam dosa besar. Dan dosa-dosa apa yang masuk ke dalam kategori dosa besar. Kita harus tahu kaidahnya agar kita bisa membedakan antara dosa besar dengan dosa kecil.
Adapun dosa besar adalah setiap amalan yang diawali dengan laknat atau dengan ancaman, diharamkan dari surga Allah Subhanahu wa Ta’ala atau dengan ancaman untuk masuk ke dalam neraka atau setiap amalan yang diawali dengan murka Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hukuman Allah Subhanahu wa Ta’ala atau setiap amalan yang pelakunya dilaknat oleh Allah atau imannya ditiadakan atau setiap amalan yang dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bukan termasuk golongan kami, maka indikator-indikator diatas merupakan alamat bahwasanya amalan-amalan tersebut masuk dalam kategori dosa besar. Ini kaidahnya. Juga ditambah dengan amalan-amalan yang memang datang nash secara langsung dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam atau dalam Al-Qur’anul Karim bahwasanya perkara tersebut masuk kedalam bagian dari dosa besar.
Kerakusan (Gluttony)
Rakus atau gluttony adalah dosa yang timbul dari kebiasaan makan secara berlebih hingga apa yang dimakan pada akhirnya terbuang begitu saja. Singkatnya, kerakusan berhubungan dengan cara makan kita.
Seorang manusia dikatakan rakus jika makan sebelum waktunya (Praepropere), mengkonsumsi makanan yang harganya sangat mahal (Laute), makan dengan berlebihan (Nimis), Makan dengan hasrat yang besar (Ardenter), makan secara cepat karena tidak mau kalah dari yang lain (Studiose), dan makan secara liar seperti binatang (Forente).
Selain berhubungan dengan makan, kerakusan juga bisa dikaitkan kepada keinginan yang berlebihan untuk mendapatkan uang. Manusia yang diperbudak oleh kerakusan akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan harta dan kekayaan. Bahkan, dia menghargai harta kekayaannya lebih dari Tuhan.
Agar terhindar dari rasa rakus ini, kita harus membiasakan diri untuk makan, minum, belajar, bekerja secara seimbang agar hidup lebih teratur. Selain itu, kita juga harus ingat bahwa tubuh kita hanya bisa menampung makanan dalam jumlah tertentu setiap harinya, jika terlalu berlebihan justru akan menimbulkan penyakit yang berbahaya.
Kemalasan merupakan kondisi tidak peduli pada apapun yang ada di sekitarnya. Kemalasan termasuk ke dalam dosa besar karena dapat membuat manusia gagal dalam memaksimalkan potensi yang sudah diberikan oleh Tuhan.
Manusia yang malas biasanya mudah menyerah, tidak memiliki keinginan untuk bertindak, sering melakukan kecerobohan, dan hanya berusaha dengan setengah hati. Lebih dari itu, kemalasan dapat berkaitan dengan rasa putus asa (despair) yang akan membuat manusia gagal memaksimalkan talenta yang dimilikinya.
Selain itu, ada lagi beberapa karakteristik yang menggambarkan kemalasan, diantaranya:
Salah satu cara paling efektif untuk mengatasi kemalasan adalah dengan hidup teratur dan disiplin sehingga kita terbiasa melakukan sesuatu sebagaimana mestinya. Lalu, jangan lupa, selalu memotivasi diri untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan tepat waktu.